ARTIKEL
PENGETAHUAN BAHAN AGROINDUSTRI
TENTANG REMPAH-REMPAH
“JAHE”
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Ajen Jaenal m
Kelas : Reguler
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS AL GHIFARI
BANDUNG
2014
SELUK BELUK JAHE
- KARAKTERISTIK
Jahe
merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe
berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Jahe termasuk
dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), se-famili dengan temu-temuan lainnya
seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa),
kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas
galanga) dan lain-lain. Nama daerah jahe antara lain halia (Aceh), beeuing
(Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe
(Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka
(Ternate), dsb.
Jahe
tergolong terna berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 m, rimpang bila dipotong
berwarna kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 – 23 mm, lebar 8 – 15 mm ;
tangkai daun berbulu, panjang 2 – 4 mm ; bentuk lidah daun memanjang, panjang
7,5 – 10 mm, dan tidak berbulu; seludang agak berbulu. Perbungaan berupa malai
tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bundar telur yang sempit,
2,75 – 3 kali lebarnya, sangat tajam ; panjang malai 3,5 – 5 cm, lebar 1,5 –
1,75 cm ; gagang bunga hampir tidak berbulu, panjang 25 cm, rahis berbulu
jarang ; sisik pada gagang terdapat 5 – 7 buah, berbentuk lanset, letaknya
berdekatan atau rapat, hampir tidak berbulu, panjang sisik 3 – 5 cm; daun
pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bundar pada ujungnya, tidak berbulu,
berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 – 1,75 cm ; mahkota bunga
berbentuk tabung 2 – 2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam, berwarna
kuning kehijauan, panjang 1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3,5 mm, bibir berwarna ungu,
gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12 – 15 mm ; kepala
sari berwarna ungu, panjang 9 mm ; tangkai putik 2.
Sistematika
Tanaman Rimpang Jahe :
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Musales
Family
: Zingiberaceae
Genus
: Zingiber
Spesies
: officinale
Berdasarkan
ukuran, bentuk dan warna rimpang, jahe dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu :
- Jahe
putih/kuning besar disebut juga jahe gajah atau jahe badak.
Ditandai
ukuran rimpangnya besar dan gemuk, warna kuning muda atau
kuning, berserat halus dan sedikit. Beraroma tapi berasa kurang tajam.
Dikonsumsi baik saat berumur muda maupun tua, baik sebagai jahe
segar maupun olahan. Pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan dan
minuman.
- Jahe
kuning kecil disebut juga jahe sunti atau jahe emprit.
Jahe
ini ditandai ukuran rimpangnya termasuk katagori sedang,
dengan bentuk agak pipih, berwarna putih, berserat lembut, dan beraroma
serta berasa tajam. Jahe ini selalu dipanen setelah umur tua.
Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari
jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas.
Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau diekstrak oleoresin
dan minyak atsirinya.
- Jahe
merah
Jahe ini
ditandai dengan ukuran rimpang yang kecil, berwarna merah jingga,
berserat kasar, beraroma serta berasa tajam (pedas). Dipanen setelah tua
dan memiliki minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil sehingga jahe
merah pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan.
- Kandungan
Bahan
Rimpang jahe
(Rhizoma) mengandung beberapa komponen kimia antara lain air, serat
kasar, pati, minyak atsiri, oleoresin, dan abu. Jumlah masing-masing komponen
berbeda-beda pada jahe tergantung daerah penghasilnya, karena adanya perbaikan
iklim, curah hujan, keadaan tanah, lingkungan dan lain-lain sebagainya.
Menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1981) komposisi jahe segar per 100 gr bahan
adalah seperti tercantum pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1.
Komposisi kimia jahe segar per 100 gram bahan
Komponen
|
Jumlah
|
Kalori (Kal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Kalsium (mg)
Phosfor (mg)
Besi (mg)
Vitamin A (SI)
Vitamin B (mg)
Vitamin C (mg)
Air (g)
|
51,0
1,5
1,0
10,1
21,0
39,0
1,6
30,0
0,2
4,0
86,2
|
Sumber :
Direktorat Gizi Departemen kesehatan RI, ( 1981 ).
Kandungan
senyawa kimia secara umum memiliki komponen senyawa kimia yang terkandung dalam
jahe terdiri dari minyak menguap (volatile oil), dan ada minyak tidak
menguap (non volatile oil), dan pati. Minyak atsiri termasuk jenis minyak
menguap dan merupakan suatu komponen yang memberi aroma yang khas,
kandungan minyak tidak menguap disebut oleoresin, yakni suatu komponen yang memberikan
rasa pahit dan pedas. Kandungan minyak atsiri jahe merah 2,58-2,72% dan jahe
emprit 1,5-3,3% dihitung berdasarkan berat kering. Kandungan oleoresin ini
berbeda-beda, oleoresin jahe bisa mencapai 3%. Jahe merah oleoresin sangat
tinggi, sedangkan jahe badak atau gajah hanya mengandung sedikit oleoresin.
- Fungsi
Rimpang jahe
dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan
seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga dapat
digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah
menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup. Dewasa
ini para petani cabe menggunakan jahe sebagai pestisida alami. Dalam
perdagangan jahe dijual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan awetan jahe.
Disamping itu terdapat hasil olahan jahe seperti: minyak astiri dan koresin
yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan pencampur
dalam minuman beralkohol, es krim, campuran sosis dan lain-lain. Adapun manfaat
secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif (peluruh kentut),anti
muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti
inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta
merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.
Sudah sejak
lama jahe digunakan sebagai bumbu dapur. Misalnya jahe digunakan dalam masakan
ikan untuk menghilangkan bau amis. Aroma dan rasanya yang khas menyebabkan
penggunaan jahe untuk bumbu dapur lebih memasyarakat. Hal ini terlihat
dari banyaknya permintaan jahe sebagai bumbu dapur yang mencapai 30.000 ton per
tahun (hanya untuk pasar domestik). Kebutuhan tersebut menempati peringkat
pertama dibanding kunyit, kencur, dan lengkuas yang juga sering digunakan
sebagai bumbu dapur.
Penggunaan
jahe sebagai obat tradisional telah lama dilakukan orang. Jahe segar dapat
digunakan langsung sebagai obat. Irisan jahe yang diisap dapat melapangkan
tenggorokan. Bahkan masyarakat Tiongkok yang terkenal memiliki banyak
ramuan tradisionalnya. Bagi masyarakat Tionghoa, jahe yang disangrai (digoreng
tanpa minyak) ditambah beberapa ramuan lain diberikan kepada wanita yang baru
melahirkan. Selain berkhasiat menghalau serangan angin dan menghangatkan tubuh,
ramuan ini juga mengaktifkan sirkulasi darah dalam tubuh.
Nama ilmiah
jahe diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari
bahasa Sansekerta, singaberi. Jahe biasa juga mengobati luka lecet dan luka
tikam karena duri atau benda tajam, atau karena jatuh. Luka digigit ular juga dapat
disembuhkan. Caranya, rimpang jahe merah ditumbuk dan ditambah garam sedikit
lalu diletakkan pada luka. Untuk mengatasi reumatik sendi, gunakanlah air
perasan jahe ditempelkan pada tempat yang membengkak. Sedang untuk luka syaraf
muka yang sakit dapat digunakan ramuan kentang dan tepung terigu yang
dilunakkan dan ditambahkan bubuk jahe. Ramuan itu ditempelkan pada tempat yang
sakit sampai sembuh. Bagi mereka yang sering mencret, 1 gelas
perasan air
temulawak diberi gula putih secukupnya ditambah 10 tetes air jahe dapat
menyembuhkannya. Bagi yang memiliki penyakit-penyakit seperti eksim, jahe
dapat dijadikan obat, yakni air jahe dicampur perasan lobak. Ramuan itu
dioleskan pada kulit yang terkena eksim. Dalam waktu dua minggu hasilnya telah
tampak.
Jahe
(Zingiber officinale Rosc), adalah tanaman rimpang yang sangat populer
sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang
menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton
bernama zingeron. Jahe termasuk suku zingiberaceae
(temu-temuan). Di samping itu minyak jahe dapat digunakan sebagai obat penambah
nafsu makan, memperkuat lambung, dan memperbaiki pencernaan. Proses yang sering
sekali terjadi adalah terangsangnya selaput lendir perut besar dan usus oleh
minyak jahe yang dihasilkan.
Jahe kering
juga digunakan untuk memberi aroma dan rasa makanan seperti permen, biskuit,
kue, dan minuman. Minyak jahe atau oleoresin yang dihasilkan dari destilasi
jahe kering banyak digunakan dalam industri parfum dan minuman.
Sudah
disebutkan bahwa rimpang jahe digunakan untuk bumbu masak, pemberi aroma, dan
rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula. Selain itu jahe
juga dapat dibuat industri obat dalam farmakologi misalnya minyak wangi,
farminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, peluruh
keringat, anti pengerasan pembuluh darah, anti inflamasi, antimikroba, serta
merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.
- Ketersediaan
Jahe
terdapat di seluruh Indonesia, ditanam di kebun dan di pekarangan. Pada saat
ini jahe telah banyak dibudidayakan di Australia, Srilangka, Cina, Mesir,
Yunani, India, Indonesia, Jamaika, Jepang, Meksiko, Nigeria, Pakistan. Jahe
dari Jamaika mempunyai kualitas tertinggi, sedangkan India merupakan negara
produsen jahe terbesar, yaitu lebih dari 50 % dari total produksi jahe dunia.
Penyebaran
tanaman jahe sudah tentu tidak dapat dipisahkan dari keanekaragaman tipe
agroklimat di setiap kawasan. Di Indonesia dikenal beberapa klon jahe seperti
jahe kecil atau jahe emprit, jahe merah atau sunti dan jahe gajah.
Sampai dengan saat ini secara nasional telah dikoleksi plasma nutfah jahe
sejumlah 28 nomor dari berbagai tipe dan daerah. Dengan ketersediaan sumber
variasi genetik yang luas itu, memberikan kemungkinan yang leluasa untuk
menentukan langkah-langkah perbaikan varietas melalui seleksi dan hibridisasi
sehingga didapatkan varietas unggul baru.
Tanaman jahe
di dunia tersebar di daerah tropis, di benua Asia dan Kepulauan Pasifik.
Akhirakhir ini jahe dikembangkan di Jamaica, Brazil, Hawai,Afrika, India, China
dan Jepang, Filipina, Australia, Selandia Baru, Thailand dan
Indonesia. Jahe tumbuh di Indonesia ditemukan di semua wilayah
Indonesia yang ditanam secara monokultur dan polikultur.
Dalam dunia
perdagangan, penamaan jahe didasarkan kepada daerah asalnya, misal jahe Afrika,
jahe Chochin atau jahe Jamika. Sejak 250 tahun yang lalu, jahe di Cina sudah
digunakan sebagai bumbu dapur dan obat. Di Malaysia, Filipina, dan Indonesia
jahe banyak digunakan sebagai obat tradisional. Sedangkan di Eropa pada
abad pertengahan, jahe digunakan sebagai aroma pada bir.
Daerah utama
produsen jahe di Indonesia adalah Jawa Barat (Sukabumi, Sumedang, Majalengka,
Cianjur, Garut, Ciamis dan Subang), Banten (Lebak dan Pandeglang), Jawa Tengah
(Magelang, Boyolali, Salatiga), Jawa Timur (Malang Probolinggo, Pacitan),
Sumatera Utara (Simalungun ), Bengkulu dan lain-lain.
- Pengolahan
Tanaman jahe
telah lama dikenal dan tumbuh baik di Indonesia. Jahe merupakan salah satu
rempah-rempah penting. Rimpangnya sangat luas dipakai, antara lain sebagai
bumbu masak serta pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue,
biskuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga digunakan dalam industri
obat, minyak wangi dan jamu tradisional. Jahe muda dimakan sebagai lalaban,
juga diolah menjadi asinan dan acar. Jahe dapat memberi efek rasa panas dalam
perut sehingga juga digunakan sebagai bahan minuman seperti bandrek, sekoteng
dan sirup.
Terdapat
produk hasil olahan jahe yang dikenal di masyarakat, diantaranya bandrek,
sekoteng, wedang jahe, ronde atau STMJ (susu, telur, madu, jahe). Minuman ini
selain cocok untuk mengatasi keluhan mual juga memberikan rasa hangat dan
menyegarkan karena jahe bersifat memperlancar aliran darah sehingga vitalitas
meningkat dan orang merasa lebih sehat. Jahe di India biasanya dikonsumsi dalam
bentuk the.
Dalam proses
pengolahan jahe, pengolahan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi termasuk
kandungan senyawa yang berperan dalam performansinya, harus tetap diperhatikan
karena berkaitan dengan hasil akhir olahan. Setelah panen, rimpang harus segera
dicuci dan dibersihkan dari tanah yang melekat. Pencucian disarankan
menggunakan air yang bertekanan, atau dapat juga dengan merendam jahe dalam
air, kemudian disikat secara hati-hati. Setelah pencucian jahe ditiriskan dan
diangin-anginkan dalam ruangan yang berventilasi udara yang baik, sehingga air
yang melekat akan teruapkan. Kemudian jahe dapat diolah menjadi berbagai produk
atau langsung dikemas dalam karung plastik yang berongga dan siap untuk
diekspor.
Dari jahe
dapat dibuat berbagai produk yang sangat bermanfaat dalam menunjang industri
obat tradisional, farmasi, kosmetik dan makanan/minuman. Ragam bentuk hasil
olahannya, antara lain berupa simplisia, oleoresin, minyak atsiri dan serbuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar